Tampilkan postingan dengan label ALKITAB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ALKITAB. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 September 2009

Bab 9 - Apakah Alkitab Diubah?

Dalam bab dua, kami telah menunjukkan betapa meragukan dan membingungkan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai Sabda Allah yang sejati. Juga bertambah keraguan setelah mempelajari kehidupan Muhammad sebagai sosok yang katanya diutus oleh Allah. Mudah melihat bahwa seorang Socrates akan tampak jauh lebih mulia daripada Muhammad.

Namun untuk menutup keraguan umat, Islam mencari sasaran musuh bersama, yaitu menuduh Alkitab telah dipalsukan orang-orang yang tidak mempercayai kenabian Muhammad. Umat Islam sudah terpatri berpikir bahwa Alkitab telah diubah untuk setiap issue yang tidak selaras dengan Quran! Namun saya mengajak umat Muslim perlu mengheningkan diri sambil mencairkan kebekuan nalarnya dengan melihat ayat-ayat berikut ini.

Tuhan Yesus telah menyatakan: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”1 Ini selaras dengan apa yang Nabi Yesaya (Ilyas) gambarkan tentang Firman Tuhan yang sejati dan kekal kesejatiannya:“Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”2

Bab 10 - Betapa Al-Qur’an Memutar-balikkan Alkitab

Dalam bab ini, Anda akan melihat bagaimana beberapa kisah penting dalam Alkitab diputar-balikkan di dalam Al-Qur’an.

*[Ringkasan ini cukup membatasi satu saja kisah yang diputar-balikkan, yaitu tentang kisah terkenal dari Abraham dengan setting asli Israel, hendak diubah menjadi setting Arab.]

Abram yang Menjadi Abraham
Kisah tentang Abraham ditulis di dalam Taurat. Dimulai dengan Kitab Kejadian pasal 11, yang membahas tentang keturunan Sem, anak Nuh. Abraham adalah salah satu keturunan Sem. Di pasal 12, Tuhan memerintahkan Abram untuk meninggalkan Haran. Alkitab katakan: “Lalu pergilah Abram (yang kemudian namanya diubah oleh Tuhan menjadi Abraham dan istrinya Sarai menjadi Sara) seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.”1