Pada bab ini, akan kami buktikan keilahian Kristus dari dalam Al-Qur’an dan pernyataan Muhammad dalam Al-Hadits. Kami juga akan membahas mengenai kelahiran, hidup dan penyaliban Kristus. Dan kami akan membandingkannya dengan kehidupan Muhammad, nabi besar umat Islam.
Kelahiran Yesus (Injil vs. Qur’an)
Injil Yohanes pasal 1:14,15 memberi kesaksian tentang eksistensi dan bagaimana Yesus datang ke dunia ini. Nabi Yahya (Yohanes pembabtis) mengatakan dengan berseru:
“Inilah Dia (Yesus) yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian daripadaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Bagaimana Kristus bisa ada sebelum nabi Yahya padahal Yesus lahir enam bulan kemudian setelah dia? Konsepnya jelas. Nabi Yahya berbicara mengenai kekekalan Kristus, karena Ia telah ada sejak kekal. Baik Injil maupun Al-Quran menyaksikan kelahiran Yesus, tetapi alangkah beda bobot kedua kesaksian tersebut sebagai wahyu.
Kesaksian Injil Lukas:
“Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.”1
Gabriel, sang malaikat damai, datang kepada Maria, dan mengatakan, “Damai sejahtera atasmu.”2 Di sini kita tidak melihat Maria dihantui gejala wahyu yang bersifat epileptik, atau merasa dicekik hingga hampir mati seperti yang dialami Muhammad ketika menerima wahyu! Ia juga tidak berpikiran kalau-kalau Gabriel yang menampakkan diri itu adalah setan, seperti yang Muhammad gambarkan tentang “jibrilnya.” Sebaliknya, Maria segera diliputi rasa damai, aman, terjamin, sukacita karena kuasa Roh Kudus!
*[Wahai, teman-teman Muslim, ketahuilah bahwa inilah kesaksian, sekaligus pemenuhan nubuat nabi Yesaya (Ilyas) yang tiada taranya tentang kelahiran Yesus, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (artinya: Tuhan beserta kita).”3. Siapakah yang sanggup membayangkan bahwa akan ada seorang perawan yang mengandung seorang Imanuel, 800 tahun sebelum kejadiannya? Tatkala nubuat yang impossible ini terpenuhi juga, maka sesungguhnya tak ada alasan manusia – Muslim dan non-Muslim – untuk tidak tunduk pada otoritas Alkitab dengan rendah hati. Tetapi keangkuhan semata yang membutakan mata hati mereka!]
Kesaksian Qur’an
Berikut kita menyaksikan bagaimana Al-Qur’an, Surat 19 (Maryam), menyimpangkan wahyu sejati seperti yang tertulis dalam Injil dan mengarang rekaannya sendiri yang jelas merupakan sebuah kesalahan yang tak masuk akal.
“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur’an, yaitu ketika menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus roh kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.” Ia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” Maryam berkata, “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!” Jibril berkata, “Demikianlah. Tuhanmu berfirman “Hal itu adalah mudah bagiku dan agar dapat kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.” Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.”4
Qur’an menceritakan hal yang berlainan, yaitu bahwa Maryam melarikan diri sendirian dari keluarganya ke tempat yang jauh, di-timur antah-berantah, tapi entah kenapa. Padahal tak ada alasan kenapa ia ketakutan dan harus melarikan diri sendirian, karena ia belum hamil disaat itu.
*[tampaknya ada kesalahan Muhammad yang terlanjur menghadirkan suasana kesalahan/ ketakutan Maria sejak awal kisahnya seolah ia sedang was-was memikul sebuah “kesalahan” yang belum dibuatnya.]
Injil menjelaskan Maria tidak melarikan diri, melainkan dalam keadaan mengandung dari Roh Kudus, berangkat ke kampungnya di Betlehem, kota Daud, bersama Yusuf yang menikahinya. Mereka taat melakukan pendaftaran kependudukan (sensus) di kampung asalnya, sesuai dengan perintah kaisar Agustus yang diberlakukan kepada seluruh bangsanya. Tatkala mereka sampai disana, tiba waktunya bagi Maria untuk bersalin.5
*[Dan ini persis tepat menggenapi nubuat nabi Mikha secara ajaib, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil diantara kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala’’ (Mikha 5:1). Apakah Muslim bisa melihat betapa kesaksian nabi Yahya saling berkonfirmasi disini, yaitu bahwa Yesus telah ada sebelum Yahya ada, bahkan sebelum segala permulaan yang pernah ada. Dan konfirmasi ini terjadi secara nubuat ilahi 800 tahun sebelum Masehi, sehingga tidak ada cara manusia yang dapat menolak kebenarannya, dan sekaligus menafikan setiap manipulasi “Mesias” dari setting Israel, menjadi setting Arab-Mekah.]
Penyimpangan yang sama konyolnya lagi-lagi terjadi ketika Al-Quran melaporkan bahwa Maryam melahirkan sang anak di pangkal pohon kurma, dan kali ini bukan mau melarikan diri, melainkan mau mati saja! “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” (Surat 19:23)
*[Aneh, Muslim diam tanpa bertanya kenapa perempuan yang sekaliber Maryam yang telah dipilih khusus, disucikan, dan dilebihkan Allah diatas segala perempuan yang ada di alam semesta itu (Surat 3:42), ternyata hanyalah perempuan kerdil dan berpikiran kotor yang menginginkan kematiannya disaat kesakitan mau melahirkan anaknya. Kematian yang akan membunuh sang anak SUCI yang Allah titipkan dalam rahimnya? (19:19). Bagaimanapun debat orang, Allah pastilah telah memilih perempuan yang salah, lebih rendah dari ibu rata-rata!]
Dosa Muhammad versus Kesucian Yesus
Muhammad mengakui bahwa ia tidak lebih dari seorang manusia, dan Al-Qur’an jelas menunjukkan buktinya: “Katakanlah, sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu.”6 Allah pada dasarnya menuntut semua manusia untuk minta ampun kepadaNya, tak terkecuali Muhammad dan para pengikutnya: “….dan mohonlah ampunan bagi dosamu (Muhammad) dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan ...”7
*[Muhammad sangat tahu bahwa ia dan para nabi lainnya semuanya sama adalah manusia berdosa. Al-Quran telah berulang menegaskan keberdosaan dari Adam, Ibrahim, Musa, hingga kepada dia Muhammad sendiri (a.l. Surat 2:36; 7:22. 23; 26:82; 28:15,16; 38:24, 25; 37:142; 40:55; 47:19; 48:1,2) Itu dikatakan oleh Tuhan dengan pengecualian Isa Al-Masih (Surat 19:19, 34, HS Bukhari 1493). Itu sebabnya Muhammad sampai saat kritis terakhirnya masih mencari pengampunan Allah dan minta dihubungkan dengan Yesus, sebagai “TemanYang Maha Tinggi”. Sebaliknya, dimanapun – di Al-Quran atau Alkitab – Yesus tidak pernah minta ampun apapun kepada Tuhan, malah sebaliknya memberi pengampunan bagi orang berdosa: “Hai anakKu, dosamu sudah diampuni” (Mar.2:5). Jadi siapa yang hendak kita agungkan dan andalkan?]
Muhammad Jadi Juru-Syafaat dan Perantara?
Alkitab secara langsung memberitahukan kita bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya perantara dan penengah antara manusia dengan Tuhan: “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.”8
Sebaliknya, banyak umat Islam percaya bahwa Muhammad dapat menjadi perantara dan penengah di hadapan Tuhan. Tetapi Al-Qur’an menegaskan bahwa Muhammad tidak dapat, dalam situasi apapun, menjadi perantara atau penengah bagi siapapun, termasuk dirinya: “Kamu (Muhammad) mohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka.”9
Ironisnya, umat Islam, dalam doa-doa mereka, tampaknya malahan menjadi perantara untuk Muhammad! Dengan menyebut nama Muhammad, setiap orang Islam berdoa bagi Muhammad, dengan berkata, “Kiranya Allah mendoakannya dan memberikannya damai sejahtera.”
Lihat, dimanapun semua nabi adalah pembela umatnya. Tetapi Muhammad adalah satu-satunya nabi yang meminta para pengikutnya untuk mendoakan dirinya, supaya Allah mendengar doa permohonan ratusan juta orang atas namanya, dan memberikan belas kasihan kepadanya.
Muhammad dan para pengikutnya telah mengabaikan satu kebenaran, bahwa tak ada doa di dunia yang bisa mengubah posisi orang di alam baka, “sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.”10 Tidak satupun shalat atau doa permohonan yang dapat mengubah tujuan kekal dari seorang yang berdosa setelah ia mati.
* [Muslim perlu lebih jeli melihat isi Al-Quran dari segi hubungan dan peran Muhammad dalam alam akhirat dan penghakiman, khususnya dalam perkara keselamatan atau hidup yang kekal. Itu adalah bagian dari keputusan kita kepada siapa kita mempertaruhkan iman. Muhammad langsung angkat tangan dan berkata terus terang: ”Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku dan dirimu” (Qs.46:9). Demikian juga kepada anaknya, ”Fatimah, beramallah sebanyak-banyaknya, karena aku tidak dapat menyelamatkan kamu” (HS Muslim I/ 116).
Sebaliknya Yesus berkata: ”Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa ... barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup”. Yoh.5:21, 22, 24]
Muhammad Dibawah Kuasa Setan
Adalah Muhammad sendiri yang membedakan Kristus dengan semua manusia. Ia, seperti yang dikutip oleh Al-Bukhari, mengatakan sbb:
“Setan menusuk dengan jarinya ke bagian tubuh setiap manusia pada saat ia lahir, kecuali Isa, anak Maryam, ketika menusuknya, ia menusuk kain pelindungnya.”11
Mengapa Setan tidak menusuk/ menyentuh Yesus tetapi menusuk Muhammad? Jawabannya terletak pada ucapan baik Yesus maupun Muhammad sendiri. [Muhammad, seperti yang sudah dikatakan, menyatakan bahwa Isa Al-Masih itu sosok yang suci tanpa dosa dan selalu berkata benar (Surat 19:19, 34), sehingga kuasa dosa (setan) tidak menaklukkannya.] Yesus berkata: “...Penguasa dunia ini (setan) datang, dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diriKu.”12 Ketika setan datang untuk mencobai Yesus. Yang hendak dicobai justru memerintahkannya pergi: “Enyahlah Iblis!”13 Hanya Yesus Mesias yang bisa memberi perintah kepada setan karena Ia adalah Tuhan yang Maha Kuasa, dan setan tidak punya pilihan selain mematuhiNya.
Namun setan mempunyai kuasa atas semua manusia yang berdosa. Al- Qur’an memberitahukan bahwa Muhammad sama persis dengan manusia lainnya, semuanya rentan dikuasai oleh setan, sehingga harus minta perlindungan : “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.”14
Lebih lanjut, Al-Qur’an sendiri malahan membuktikan kuasa setan telah berlaku atas Muhammad:
“Dan jika engkau diganggu oleh setan dengan sesuatu gangguan maka hendaklah engkau berlindung kepada Allah...”15
Beberapa sarjana muslim mencoba menyangkal bahwa Muhammad berada di bawah pengaruh mantera jahat, meskipun para sejarawan Muslim mengakui kenyataan yang menggemparkan tersebut. Cukuplah dikutib disini pernyataan seorang sejarawan Muslim yang terbesar, dimana beliau harus setuju bahwa Muhammad pernah dimanterai. Al-Suhaili menulis:
“Lubaid bin Al-A’sam dari suku Zuraiq menaruh mantera kepada Muhammad. Hal ini diberitakan terbuka dan diketahui dengan baik di antara banyak orang, dan ditegaskan oleh seluruh sarjana yang menulis Hadits (ucapan Muhammad). Mo’ammar mengutip Al-Zuheiri yang mengatakan bahwa Sang Nabi berada di bawah mantera jahat selama satu tahun. Sehingga Nabi berkhayal bahwa ia melakukan sesuatu padahal ia tidak melakukan apapun. Jumlah mantera jahat itu ada sebelas macam, dan Zainab orang Yahudi itu membantu Lubaid bin Al-A’sam untuk melengkapinya.16
Al-Bukhari menulis,17 untuk memberikan penjelasan mengenai apa yang terjadi terhadap…
“Muhammad, dan bagaimana ia dimanterai oleh Lubaid dengan pertolongan puteri-putrinya sendiri, yang mengambil beberapa rambut Muhammad dan sisirnya, yang dikubur di sumur Zi Arwan, yang berada di salah satu taman kota.”
Mereka yang belum tahu tetapi ingin yakin akan kebenaran cerita tentang Muhammad yang takluk di bawah kuasa setan dengan mantera, bisa membaca banyak referensi Islam yang menegaskan hal ini.18
Sheikh Muhammad Mutawalli Al-Sha’rawi menulis:
“Masalah ini, yaitu Muhammad berada dalam pengaruh mantera, ditulis oleh Sahih Al-Bukhari, dan hal ini jelas diterima sebagai sebuah kenyataan, dimana ia berkhayal (berhalusinasi) melakukan sesuatu padahal ia tidak melakukannya.” 19
Jadi bagaimana mungkin seorang rasul Tuhan bisa dikuasai oleh mantera jahat [dan kelak – seperti yang telah dikupas di depan – rasul ini juga dikuasai oleh racun makanan, yang turut mempercepat kematiannya], padahal ia seharusnya memiliki kuasa untuk mengusir setan dan mementalkan racun?
Bacalah Al-Qur’an, dan tidak usah yang lain. Apakah Anda menemukan satu dari dua puluh empat nabi yang disebutkan di dalam Al- Qur’an yang terkena mantera, sihir, atau dibelenggu oleh kuasa setan, seperti Muhammad? Tidak ada, selain Muhammad.
---
Setelah semua itu, teman Muslim kita masih mengatakan, Muhammad adalah “penutup dari semua nabi dan tuan dari semua utusan!” Nabi apa? Dan utusan yang mana? Nabi yang sesungguhnya memiliki standar moral dan kekudusan yang jauh lebih tinggi daripada sekedar Muhammad.
Dalam perbandingan, Al-Masih mengatakan:
“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.”20
Tetapi, Rasul Islam mengatakan:
“Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka mengatakan, Tidak ada Tuhan selain Allah. Jika mereka mengatakan itu, maka darah mereka dan barang milik akan diberikan belas kasihan”21.
“Hai nabi, berjihadlah (lawanlah) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka.”22
[Utusan Terbesar harus ditandai dengan sesuatu transformasi universal yang mudah tampak dan diakui dalam perubahan dan pemulihan ke dunia baru, dimulai dari pembaharuan hati menjadi manusia baru. Dan itulah yang dilakukan oleh Yesus, diakui baik oleh Injil maupun Al-Quran!:
Oleh Injil:
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk4:18-19).
Lalu orang-orangpun menyatakan pengakuannya:
“(mereka) takjub dan tercengang dan berkata: "Ia (Yesus) menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”23
Oleh Al-Quran:
“…orang yang paling dekat kasih sayangnya terhadap orang-orang beriman, ...yaitu orang Nashara... disebabkan diantara mereka ada pendeta-pendeta dan rahib-rahib, dan sesungguhnya mereka itu tidak menyombongkan diri.”
“…dan Kami berikan Injil kepadanya, dan Kami jadikan perasaan santun dan kasih sayang dalam hati pengikut-pengikutnya...”
(Surat 5:82, 57:27).
Sebaliknya, tak ada ayat dalam Quran dan Hadits dan Sirat Nabi yang menunjukkan bahwa Muhammad membuat pembaharuan hati, melainkan hanya membuat para pengikutnya keluar memerangi kafir dan menjarahi hartanya, namun ke dalam juga saling mengkafiri dan membunuh sesama Muslim. Persis seperti yang telah dinubuatkan dalam Taurat Musa tentang keturunan Ismael, ”Engkau (Hagar) mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya." (Kej.16:11-12)]
Kelahiran Yesus (Injil vs. Qur’an)
Injil Yohanes pasal 1:14,15 memberi kesaksian tentang eksistensi dan bagaimana Yesus datang ke dunia ini. Nabi Yahya (Yohanes pembabtis) mengatakan dengan berseru:
“Inilah Dia (Yesus) yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian daripadaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Bagaimana Kristus bisa ada sebelum nabi Yahya padahal Yesus lahir enam bulan kemudian setelah dia? Konsepnya jelas. Nabi Yahya berbicara mengenai kekekalan Kristus, karena Ia telah ada sejak kekal. Baik Injil maupun Al-Quran menyaksikan kelahiran Yesus, tetapi alangkah beda bobot kedua kesaksian tersebut sebagai wahyu.
Kesaksian Injil Lukas:
“Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.”1
Gabriel, sang malaikat damai, datang kepada Maria, dan mengatakan, “Damai sejahtera atasmu.”2 Di sini kita tidak melihat Maria dihantui gejala wahyu yang bersifat epileptik, atau merasa dicekik hingga hampir mati seperti yang dialami Muhammad ketika menerima wahyu! Ia juga tidak berpikiran kalau-kalau Gabriel yang menampakkan diri itu adalah setan, seperti yang Muhammad gambarkan tentang “jibrilnya.” Sebaliknya, Maria segera diliputi rasa damai, aman, terjamin, sukacita karena kuasa Roh Kudus!
*[Wahai, teman-teman Muslim, ketahuilah bahwa inilah kesaksian, sekaligus pemenuhan nubuat nabi Yesaya (Ilyas) yang tiada taranya tentang kelahiran Yesus, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (artinya: Tuhan beserta kita).”3. Siapakah yang sanggup membayangkan bahwa akan ada seorang perawan yang mengandung seorang Imanuel, 800 tahun sebelum kejadiannya? Tatkala nubuat yang impossible ini terpenuhi juga, maka sesungguhnya tak ada alasan manusia – Muslim dan non-Muslim – untuk tidak tunduk pada otoritas Alkitab dengan rendah hati. Tetapi keangkuhan semata yang membutakan mata hati mereka!]
Kesaksian Qur’an
Berikut kita menyaksikan bagaimana Al-Qur’an, Surat 19 (Maryam), menyimpangkan wahyu sejati seperti yang tertulis dalam Injil dan mengarang rekaannya sendiri yang jelas merupakan sebuah kesalahan yang tak masuk akal.
“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur’an, yaitu ketika menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus roh kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.” Ia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” Maryam berkata, “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!” Jibril berkata, “Demikianlah. Tuhanmu berfirman “Hal itu adalah mudah bagiku dan agar dapat kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.” Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.”4
Qur’an menceritakan hal yang berlainan, yaitu bahwa Maryam melarikan diri sendirian dari keluarganya ke tempat yang jauh, di-timur antah-berantah, tapi entah kenapa. Padahal tak ada alasan kenapa ia ketakutan dan harus melarikan diri sendirian, karena ia belum hamil disaat itu.
*[tampaknya ada kesalahan Muhammad yang terlanjur menghadirkan suasana kesalahan/ ketakutan Maria sejak awal kisahnya seolah ia sedang was-was memikul sebuah “kesalahan” yang belum dibuatnya.]
Injil menjelaskan Maria tidak melarikan diri, melainkan dalam keadaan mengandung dari Roh Kudus, berangkat ke kampungnya di Betlehem, kota Daud, bersama Yusuf yang menikahinya. Mereka taat melakukan pendaftaran kependudukan (sensus) di kampung asalnya, sesuai dengan perintah kaisar Agustus yang diberlakukan kepada seluruh bangsanya. Tatkala mereka sampai disana, tiba waktunya bagi Maria untuk bersalin.5
*[Dan ini persis tepat menggenapi nubuat nabi Mikha secara ajaib, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil diantara kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala’’ (Mikha 5:1). Apakah Muslim bisa melihat betapa kesaksian nabi Yahya saling berkonfirmasi disini, yaitu bahwa Yesus telah ada sebelum Yahya ada, bahkan sebelum segala permulaan yang pernah ada. Dan konfirmasi ini terjadi secara nubuat ilahi 800 tahun sebelum Masehi, sehingga tidak ada cara manusia yang dapat menolak kebenarannya, dan sekaligus menafikan setiap manipulasi “Mesias” dari setting Israel, menjadi setting Arab-Mekah.]
Penyimpangan yang sama konyolnya lagi-lagi terjadi ketika Al-Quran melaporkan bahwa Maryam melahirkan sang anak di pangkal pohon kurma, dan kali ini bukan mau melarikan diri, melainkan mau mati saja! “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” (Surat 19:23)
*[Aneh, Muslim diam tanpa bertanya kenapa perempuan yang sekaliber Maryam yang telah dipilih khusus, disucikan, dan dilebihkan Allah diatas segala perempuan yang ada di alam semesta itu (Surat 3:42), ternyata hanyalah perempuan kerdil dan berpikiran kotor yang menginginkan kematiannya disaat kesakitan mau melahirkan anaknya. Kematian yang akan membunuh sang anak SUCI yang Allah titipkan dalam rahimnya? (19:19). Bagaimanapun debat orang, Allah pastilah telah memilih perempuan yang salah, lebih rendah dari ibu rata-rata!]
Dosa Muhammad versus Kesucian Yesus
Muhammad mengakui bahwa ia tidak lebih dari seorang manusia, dan Al-Qur’an jelas menunjukkan buktinya: “Katakanlah, sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu.”6 Allah pada dasarnya menuntut semua manusia untuk minta ampun kepadaNya, tak terkecuali Muhammad dan para pengikutnya: “….dan mohonlah ampunan bagi dosamu (Muhammad) dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan ...”7
*[Muhammad sangat tahu bahwa ia dan para nabi lainnya semuanya sama adalah manusia berdosa. Al-Quran telah berulang menegaskan keberdosaan dari Adam, Ibrahim, Musa, hingga kepada dia Muhammad sendiri (a.l. Surat 2:36; 7:22. 23; 26:82; 28:15,16; 38:24, 25; 37:142; 40:55; 47:19; 48:1,2) Itu dikatakan oleh Tuhan dengan pengecualian Isa Al-Masih (Surat 19:19, 34, HS Bukhari 1493). Itu sebabnya Muhammad sampai saat kritis terakhirnya masih mencari pengampunan Allah dan minta dihubungkan dengan Yesus, sebagai “TemanYang Maha Tinggi”. Sebaliknya, dimanapun – di Al-Quran atau Alkitab – Yesus tidak pernah minta ampun apapun kepada Tuhan, malah sebaliknya memberi pengampunan bagi orang berdosa: “Hai anakKu, dosamu sudah diampuni” (Mar.2:5). Jadi siapa yang hendak kita agungkan dan andalkan?]
Muhammad Jadi Juru-Syafaat dan Perantara?
Alkitab secara langsung memberitahukan kita bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya perantara dan penengah antara manusia dengan Tuhan: “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.”8
Sebaliknya, banyak umat Islam percaya bahwa Muhammad dapat menjadi perantara dan penengah di hadapan Tuhan. Tetapi Al-Qur’an menegaskan bahwa Muhammad tidak dapat, dalam situasi apapun, menjadi perantara atau penengah bagi siapapun, termasuk dirinya: “Kamu (Muhammad) mohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka.”9
Ironisnya, umat Islam, dalam doa-doa mereka, tampaknya malahan menjadi perantara untuk Muhammad! Dengan menyebut nama Muhammad, setiap orang Islam berdoa bagi Muhammad, dengan berkata, “Kiranya Allah mendoakannya dan memberikannya damai sejahtera.”
Lihat, dimanapun semua nabi adalah pembela umatnya. Tetapi Muhammad adalah satu-satunya nabi yang meminta para pengikutnya untuk mendoakan dirinya, supaya Allah mendengar doa permohonan ratusan juta orang atas namanya, dan memberikan belas kasihan kepadanya.
Muhammad dan para pengikutnya telah mengabaikan satu kebenaran, bahwa tak ada doa di dunia yang bisa mengubah posisi orang di alam baka, “sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.”10 Tidak satupun shalat atau doa permohonan yang dapat mengubah tujuan kekal dari seorang yang berdosa setelah ia mati.
* [Muslim perlu lebih jeli melihat isi Al-Quran dari segi hubungan dan peran Muhammad dalam alam akhirat dan penghakiman, khususnya dalam perkara keselamatan atau hidup yang kekal. Itu adalah bagian dari keputusan kita kepada siapa kita mempertaruhkan iman. Muhammad langsung angkat tangan dan berkata terus terang: ”Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku dan dirimu” (Qs.46:9). Demikian juga kepada anaknya, ”Fatimah, beramallah sebanyak-banyaknya, karena aku tidak dapat menyelamatkan kamu” (HS Muslim I/ 116).
Sebaliknya Yesus berkata: ”Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa ... barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup”. Yoh.5:21, 22, 24]
Muhammad Dibawah Kuasa Setan
Adalah Muhammad sendiri yang membedakan Kristus dengan semua manusia. Ia, seperti yang dikutip oleh Al-Bukhari, mengatakan sbb:
“Setan menusuk dengan jarinya ke bagian tubuh setiap manusia pada saat ia lahir, kecuali Isa, anak Maryam, ketika menusuknya, ia menusuk kain pelindungnya.”11
Mengapa Setan tidak menusuk/ menyentuh Yesus tetapi menusuk Muhammad? Jawabannya terletak pada ucapan baik Yesus maupun Muhammad sendiri. [Muhammad, seperti yang sudah dikatakan, menyatakan bahwa Isa Al-Masih itu sosok yang suci tanpa dosa dan selalu berkata benar (Surat 19:19, 34), sehingga kuasa dosa (setan) tidak menaklukkannya.] Yesus berkata: “...Penguasa dunia ini (setan) datang, dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diriKu.”12 Ketika setan datang untuk mencobai Yesus. Yang hendak dicobai justru memerintahkannya pergi: “Enyahlah Iblis!”13 Hanya Yesus Mesias yang bisa memberi perintah kepada setan karena Ia adalah Tuhan yang Maha Kuasa, dan setan tidak punya pilihan selain mematuhiNya.
Namun setan mempunyai kuasa atas semua manusia yang berdosa. Al- Qur’an memberitahukan bahwa Muhammad sama persis dengan manusia lainnya, semuanya rentan dikuasai oleh setan, sehingga harus minta perlindungan : “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.”14
Lebih lanjut, Al-Qur’an sendiri malahan membuktikan kuasa setan telah berlaku atas Muhammad:
“Dan jika engkau diganggu oleh setan dengan sesuatu gangguan maka hendaklah engkau berlindung kepada Allah...”15
Beberapa sarjana muslim mencoba menyangkal bahwa Muhammad berada di bawah pengaruh mantera jahat, meskipun para sejarawan Muslim mengakui kenyataan yang menggemparkan tersebut. Cukuplah dikutib disini pernyataan seorang sejarawan Muslim yang terbesar, dimana beliau harus setuju bahwa Muhammad pernah dimanterai. Al-Suhaili menulis:
“Lubaid bin Al-A’sam dari suku Zuraiq menaruh mantera kepada Muhammad. Hal ini diberitakan terbuka dan diketahui dengan baik di antara banyak orang, dan ditegaskan oleh seluruh sarjana yang menulis Hadits (ucapan Muhammad). Mo’ammar mengutip Al-Zuheiri yang mengatakan bahwa Sang Nabi berada di bawah mantera jahat selama satu tahun. Sehingga Nabi berkhayal bahwa ia melakukan sesuatu padahal ia tidak melakukan apapun. Jumlah mantera jahat itu ada sebelas macam, dan Zainab orang Yahudi itu membantu Lubaid bin Al-A’sam untuk melengkapinya.16
Al-Bukhari menulis,17 untuk memberikan penjelasan mengenai apa yang terjadi terhadap…
“Muhammad, dan bagaimana ia dimanterai oleh Lubaid dengan pertolongan puteri-putrinya sendiri, yang mengambil beberapa rambut Muhammad dan sisirnya, yang dikubur di sumur Zi Arwan, yang berada di salah satu taman kota.”
Mereka yang belum tahu tetapi ingin yakin akan kebenaran cerita tentang Muhammad yang takluk di bawah kuasa setan dengan mantera, bisa membaca banyak referensi Islam yang menegaskan hal ini.18
Sheikh Muhammad Mutawalli Al-Sha’rawi menulis:
“Masalah ini, yaitu Muhammad berada dalam pengaruh mantera, ditulis oleh Sahih Al-Bukhari, dan hal ini jelas diterima sebagai sebuah kenyataan, dimana ia berkhayal (berhalusinasi) melakukan sesuatu padahal ia tidak melakukannya.” 19
Jadi bagaimana mungkin seorang rasul Tuhan bisa dikuasai oleh mantera jahat [dan kelak – seperti yang telah dikupas di depan – rasul ini juga dikuasai oleh racun makanan, yang turut mempercepat kematiannya], padahal ia seharusnya memiliki kuasa untuk mengusir setan dan mementalkan racun?
Bacalah Al-Qur’an, dan tidak usah yang lain. Apakah Anda menemukan satu dari dua puluh empat nabi yang disebutkan di dalam Al- Qur’an yang terkena mantera, sihir, atau dibelenggu oleh kuasa setan, seperti Muhammad? Tidak ada, selain Muhammad.
---
Setelah semua itu, teman Muslim kita masih mengatakan, Muhammad adalah “penutup dari semua nabi dan tuan dari semua utusan!” Nabi apa? Dan utusan yang mana? Nabi yang sesungguhnya memiliki standar moral dan kekudusan yang jauh lebih tinggi daripada sekedar Muhammad.
Dalam perbandingan, Al-Masih mengatakan:
“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.”20
Tetapi, Rasul Islam mengatakan:
“Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka mengatakan, Tidak ada Tuhan selain Allah. Jika mereka mengatakan itu, maka darah mereka dan barang milik akan diberikan belas kasihan”21.
“Hai nabi, berjihadlah (lawanlah) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka.”22
[Utusan Terbesar harus ditandai dengan sesuatu transformasi universal yang mudah tampak dan diakui dalam perubahan dan pemulihan ke dunia baru, dimulai dari pembaharuan hati menjadi manusia baru. Dan itulah yang dilakukan oleh Yesus, diakui baik oleh Injil maupun Al-Quran!:
Oleh Injil:
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk4:18-19).
Lalu orang-orangpun menyatakan pengakuannya:
“(mereka) takjub dan tercengang dan berkata: "Ia (Yesus) menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”23
Oleh Al-Quran:
“…orang yang paling dekat kasih sayangnya terhadap orang-orang beriman, ...yaitu orang Nashara... disebabkan diantara mereka ada pendeta-pendeta dan rahib-rahib, dan sesungguhnya mereka itu tidak menyombongkan diri.”
“…dan Kami berikan Injil kepadanya, dan Kami jadikan perasaan santun dan kasih sayang dalam hati pengikut-pengikutnya...”
(Surat 5:82, 57:27).
Sebaliknya, tak ada ayat dalam Quran dan Hadits dan Sirat Nabi yang menunjukkan bahwa Muhammad membuat pembaharuan hati, melainkan hanya membuat para pengikutnya keluar memerangi kafir dan menjarahi hartanya, namun ke dalam juga saling mengkafiri dan membunuh sesama Muslim. Persis seperti yang telah dinubuatkan dalam Taurat Musa tentang keturunan Ismael, ”Engkau (Hagar) mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya." (Kej.16:11-12)]
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusyg punya blog ini tdk mengetahui islam scr dtail.,,
BalasHapusini mnunjukkan bahwa pemilik blog ini adlh bkn org islam,ini hanya untk menhina org islam...
blog ini terbuka semua agama,,,disini bukan menjelek agama islam tetapi mencari yg kebenaran yg sesungguhnya,,jangan menjadi orang bebal,,Allah yg disembah adalah Allah Roh bukan secara fisik,,,mencari Allah bukan memakai alat pengeras suara ( TOA) Allah itu bukannya kurang pendengaran tetapi Allah melihat hati manusia,,apa manusia itu sungguh2 atau tidak,,,Pada hakekatnya Allah itu sudah bersemayam di setiap hati manusia jd tidak perlu berteriak2 panggil Allah tapi berdoa dari hati ke hati,,,itulah Allah yang mau,,,untuk mengenal Allah lebih dalam bukan menggunakan akal dan pikiran saja melainkan dengan IMAN serta percaya,,,akal dan pikiran manusia terbatas tetapi Allah itu tidak terbatas oleh ruang dan waktu,,,MUHAMMAD selama hidupnya selalu mengandalkan akal dan pikirannya terhadap Allah jd itulah diturunkan kepada setiap umat islam,,,mengamalkan kitabnya sendiri memakai akal dan pikiran yg bs diterima,,,padahal kitab suci harus disertai dengan IMAN tuk mengamalkan,,,lihat sendiri bagaimana watak dan karakter umat islam pada umumnya,,,dibolehkan poligami yg dirugikan kaum perempuan,,berdakwah tidak membawa Alqurannya hanya mulut berbicara,,,bakar rumah ibadah agama lain sambil ucapkan ALLAHU AKBAR,,malah nama Tuhan sebagai kedok/topeng apaan itu,,,memang benar apa dikatakan Firman Tuhan berkata : keturunan ismail mempunyai sifat "KELEDAI LIAR" yg mana saudara saling membunuh,berperang,,,cthnya: IRAN VS IRAK,,IRAK VS KUWAIT",,,dan muhammad pun hidupnya hny berperang,kawin-mawin,atau disebut nabi playboy cap kakap..bukan begitu saudaraku
BalasHapusAntara allah dan jesus mana paling maha kuasa.. mintalah pertolongan yg maha kuasa. Sebb semua minta pertolongan hanya satu sahaja iaitu kpd yg maha kuasa..skrg kamu ni apa memang sesat lanatullah..
BalasHapusYohanes 10:28-30 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
BalasHapusBapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
Aku dan Bapa adalah satu."
Allah Dan yesus itu adalah satu. Kuasa Allah itu di luar dari kotak fikiran manusia. Berkuasa untuk mengubah atau pun berubah apa pun untuk memastikan umat Nya selamat Dan percaya kepadaNya.Allah itu boleh saja menjadi manusia untuk menebus dosa manusia. Kuasa Allah tidak ada batasnya...
BalasHapusei bapele u mna tau u tuhan itu apa la dia mati tx ada dia ada di langit yg tuhan mati u sembah itu isa punya kawan berkhianat tau.. u tuhan mati salip pasal u tuhan mati di kursi listrik u mau pakai kalung itu macam a.. cibay lu
BalasHapusMending dicek ulang ayat2 td.dibaca baik2 lh direnungkan.klo memang apa yg ditulis penulis diatas ternyata salah.toh ga ada ruginya.malah tambah beriman.tp klo setelah dibaca dicek satu2 dan ternyata bener yaaahhhhhh masa msh mau percaya.
BalasHapusAnj8ng monyet lu
BalasHapus