Nama-nama Surat dalam Al-Qur’an, yang dalam bahasa Arab artinya buku atau bab. Surat Yasin, misalnya, maksudnya sama dengan buku atau kitab Yasin. Qur’an sendiri artinya adalah bacaan.
Naskah yang sedang Anda baca ini adalah bentuk revisi dari tulisan asli karya Mohammad Al Ghazoli yang diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, salah satunya bahasa Inggris oleh Dr. R. Winston Mazakis. Karya Ghazoli (dan terjemahan Mazakis) mendeskripsikan arti dari bahasa Arab yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits sering kali tidak tampak dalam terjemahan Inggris. Kaum Muslim mengimani bahwa tidak ada satupun terjemahan Al-Qur’an yang dapat menjadi pegangan resmi; semua terjemahannya dinamakan sebagai “upaya menjelaskan” (interpretation).
Saya telah menambahkan referensi tambahan yang telah mengkonfirmasikan sumber-sumber Al Ghazoli, dari Al-Qur’an1, Hadits, Sunah2 dan tulisan lainnya, untuk mendokumentasikan penelitian sahihnya. Saya telah menambahkan pula catatan kaki yang memperjelas hal-hal yang mungkin sudah banyak diketahui oleh kaum Muslim pada umumnya, namun tidak diketahui oleh sebagian kecil lainnya.
- David W. Daniels -
NB. Terjemahan kedalam bahasa Indonesia ini telah diringkas dari aslinya, hingga pasal yang kesepuluh, dengan beberapa catatan tambahan disetiap pasal guna menerangi. Dalam hal ada rujukan Hadits Shahih Bukhari tambahan dalam peringkasan ini, maka hal itu terambil dari terjemahan H.Zainuddin Hamidy cs, Volume I-IV, terbitan “Wijaya, Jakarta, edisi ke-13.
Minggu, 27 September 2009
PENDAHULUAN - Tentang Saya
Saya seorang pria yang telah kehilangan arah selama lebih dari empat puluh tahun, dan telah menenggelamkan diri dalam ketidak-pedulian mutlak, berjalan tanpa arah dan tujuan, dan dalam dosa. Saya adalah seorang bayi yang menanyakan dirinya, sebelum bertanya ke orang lain, mengenai arti dari eksistensi, kelahiran dan kematian.
Saya adalah seseorang yang berjalan di jalan yang panjang, mencari kebenaran di semua sudut dan semua jalan. Siapa itu Musa, Yesus dan Muhammad! Akhirnya sampai kepada kesadaran yang mendalam, bahwa diri saya selama 40 tahun telah tertawan dalam sel kebanggaan pada sebuah penjara besar yang bernama ketidak-jelasan dalam agama bangsa saya.
Saya telah menyelesaikan studi tingkat universitas, menerima gelar Master dalam Ekonomi dan Ilmu Politik di Mesir. Dan memulai menitih karier pada bisnis manajemen penerbitan di sebuah koran Arab. Dua tahun kemudian saya menjadi pemimpin editor, lalu bekerja selama lima tahun sebagai penasehat pers untuk seorang presiden Arab.1 Saya telah menerbitkan sepuluh buku mengenai ekonomi, sosiologi dan politik yang menjangkau pasar dunia Arab maupun internasional. Dan Sebagian telah diterjemahkan dalam tiga bahasa.
Saya adalah seseorang yang berjalan di jalan yang panjang, mencari kebenaran di semua sudut dan semua jalan. Siapa itu Musa, Yesus dan Muhammad! Akhirnya sampai kepada kesadaran yang mendalam, bahwa diri saya selama 40 tahun telah tertawan dalam sel kebanggaan pada sebuah penjara besar yang bernama ketidak-jelasan dalam agama bangsa saya.
Saya telah menyelesaikan studi tingkat universitas, menerima gelar Master dalam Ekonomi dan Ilmu Politik di Mesir. Dan memulai menitih karier pada bisnis manajemen penerbitan di sebuah koran Arab. Dua tahun kemudian saya menjadi pemimpin editor, lalu bekerja selama lima tahun sebagai penasehat pers untuk seorang presiden Arab.1 Saya telah menerbitkan sepuluh buku mengenai ekonomi, sosiologi dan politik yang menjangkau pasar dunia Arab maupun internasional. Dan Sebagian telah diterjemahkan dalam tiga bahasa.
Bab 1 - Rasul Allah atau Manusia yang Dirasulkan?
Muhammad anak yatim piatu sejak kecil. Ia diasuh oleh kakeknya. Setelah kematian kakeknya, pamannya Abu Talib menjadi walinya, dari umur 8 hingga 25 tahun. Dia kemudian menikahi Khadijah. Abu Talib masih hidup hingga tahun kesepuluh dari “siar kenabian” Muhammad. Dia dan anak-anaknya merupakan pendukung terbesar Muhammad. Namun kita harus bertanya mengapa Abu Talib, pamannya sendiri, tidak mengakui kenabian Muhammad hingga ajalnya? Ketika ajal menghampiri Abu Talib, Muhammad memasuki kamarnya, dimana Abu Jahl dan Abd Alla bin Umia juga berada. Muhammad berkata: “Paman, katakanlah, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah.” Tetapi paman ini berkata, “Saya adalah pemeluk agama Abd Al-Muttalib (ayahnya).” Dia jelas menolak undangan Muhammad untuk memeluk Islam.
Apakah Abu Talib, seorang Yahudi, Kristen atau kafir? Beberapa sarjana mengatakan dia adalah seorang pagan yang mengimani Manat dan Uzza, dewi-dewi pujaan Mekah. Yang lain mengatakan dia simpatisan Kristen yang mengimani Al Masih dan Alkitab, buktinya terdapat dalam pernyataannya: “Orang-orang terbaik mengetahui bahwa Kutum (panggilan untuk Muhammad) adalah pengikut dari Musa dan Al Masih anak Maryam.” Walau demikian, Abu Talib tetap menolak untuk mengakui Muhammad sebagai nabi dan terus memanggil dia dengan sebutan Kutum.
Apakah Abu Talib, seorang Yahudi, Kristen atau kafir? Beberapa sarjana mengatakan dia adalah seorang pagan yang mengimani Manat dan Uzza, dewi-dewi pujaan Mekah. Yang lain mengatakan dia simpatisan Kristen yang mengimani Al Masih dan Alkitab, buktinya terdapat dalam pernyataannya: “Orang-orang terbaik mengetahui bahwa Kutum (panggilan untuk Muhammad) adalah pengikut dari Musa dan Al Masih anak Maryam.” Walau demikian, Abu Talib tetap menolak untuk mengakui Muhammad sebagai nabi dan terus memanggil dia dengan sebutan Kutum.
Bab 2 - 23 Kali Pernikahan Muhammad
Sebelum saya memasuki topik ini, fakta-fakta berikut harus terlebih dahulu diutarakan. Muhamad mengatakan: “Aku hanya manusia biasa seperti kamu.”1
Al-Qur’an menyatakan bahwa Muhammad hanya seorang rasul, walaupun kaum Muslim menganggap dia sebagai seorang nabi agung. Namun dia dianggap seperti orang yang hidup dan mati sama seperti orang lain. Dengan kata lain, Al-Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad tidak memberikannya karakteristik khusus, yang membedakan dirinya dengan manusia lain. Namun sangat aneh dan bertolak belakang, bahwa tiba-tiba Al-Qur’an memang membedakan diri Muhammad, dengan memberikannya lebih banyak hak keistimewaan dan sedikit kewajiban.
Sebagai contoh, Al-Qur’an memberikan kaum Muslim hak untuk menikahi maksimum empat orang istri. Namun Al-Qur’an menyatakan:
“Wahai, Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan perempuan mu’min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mu’min. Supaya tidak menjadi kesempitan bagimu”2
Al-Qur’an menyatakan bahwa Muhammad hanya seorang rasul, walaupun kaum Muslim menganggap dia sebagai seorang nabi agung. Namun dia dianggap seperti orang yang hidup dan mati sama seperti orang lain. Dengan kata lain, Al-Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad tidak memberikannya karakteristik khusus, yang membedakan dirinya dengan manusia lain. Namun sangat aneh dan bertolak belakang, bahwa tiba-tiba Al-Qur’an memang membedakan diri Muhammad, dengan memberikannya lebih banyak hak keistimewaan dan sedikit kewajiban.
Sebagai contoh, Al-Qur’an memberikan kaum Muslim hak untuk menikahi maksimum empat orang istri. Namun Al-Qur’an menyatakan:
“Wahai, Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan perempuan mu’min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mu’min. Supaya tidak menjadi kesempitan bagimu”2
Bab 3 - Sang Diktator, Raja Rasisme
Dalam bab ini, Anda akan melihat bagaimana Muhammad berperilaku dalam masyarakat secara umum. Silahkan Anda mempertimbangkan apakah tindakan-tindakan tersebut pantas untuk seorang nabi yang mengaku sebagai utusan Allah.
Kisah tentang Ali
Ali bin Abu Talib adalah sepupu dari Muhammad dan salah satu dari sepuluh sahabat nabi yang membawakan pesannya. Dia pernah satu kali menyelamatkan Muhammad, dengan cara mengambil posisi Muhammad di tempat tidurnya (di mana dia sendiripun hampir mati), ketika Muhammad kabur dari kota tersebut.1 Ali, seorang pemuda yang terpelajar, mendapatkan pengetahuan dari pamannya, Abu Al-Hakam, yang juga seorang terpelajar dengan perpustakaan terbesar di Arabia. Namun, Muhammad dan kaum Muslim menuduh Abu Al-Hakam sebagai orang bodoh, dan memberikan Abu Al-Hakam sebuah julukan mencemooh, Abu-Jahl, “bapak dari kebodohan.”2
Kisah tentang Ali
Ali bin Abu Talib adalah sepupu dari Muhammad dan salah satu dari sepuluh sahabat nabi yang membawakan pesannya. Dia pernah satu kali menyelamatkan Muhammad, dengan cara mengambil posisi Muhammad di tempat tidurnya (di mana dia sendiripun hampir mati), ketika Muhammad kabur dari kota tersebut.1 Ali, seorang pemuda yang terpelajar, mendapatkan pengetahuan dari pamannya, Abu Al-Hakam, yang juga seorang terpelajar dengan perpustakaan terbesar di Arabia. Namun, Muhammad dan kaum Muslim menuduh Abu Al-Hakam sebagai orang bodoh, dan memberikan Abu Al-Hakam sebuah julukan mencemooh, Abu-Jahl, “bapak dari kebodohan.”2
Bab 4 - Terorisme dan Intimidasi dalam Islam
Dalam bab ini, kami akan membahas serangan dan pertempuran kaum Muslim di bawah kepemimpinan Muhammad dan penerus-penerusnya, para Kalifah. Kita juga akan membahas kekejaman tak terbatas dari orang yang dianggap sebagai orang yang pengampun dan pengasih.
Semua tindakannya, sesungguhnya sedang mencerminkan sebuah inferioritas yang akut – kompleks yang dia alami semasa hidupnya – sebagai akibat dari hidupnya yang miskin hingga umur dua puluh lima tahun, dan tidak berpendidikan. Untuk mengimbangi masa lalunya, dia memberikan dirinya kekayaan, kehormatan dan predikat kenabian.
Sudah dikatakan di depan bahwa di Medinah, Muhammad berhasil melipat gandakan pengikutnya untuk mendukung misinya. Tetapi sekarang dia menghadapi masalah. Dari manakah dia akan mendapatkan uang yang ia butuhkan untuk menghidupi anak buahnya? Dia tidak menemukan cara lain, selain melakukan serangan, penjarahan dan perampokan –atas nama Allah – yang mengakibatkan pembunuhan dan pertumpahan darah.
Semua tindakannya, sesungguhnya sedang mencerminkan sebuah inferioritas yang akut – kompleks yang dia alami semasa hidupnya – sebagai akibat dari hidupnya yang miskin hingga umur dua puluh lima tahun, dan tidak berpendidikan. Untuk mengimbangi masa lalunya, dia memberikan dirinya kekayaan, kehormatan dan predikat kenabian.
Sudah dikatakan di depan bahwa di Medinah, Muhammad berhasil melipat gandakan pengikutnya untuk mendukung misinya. Tetapi sekarang dia menghadapi masalah. Dari manakah dia akan mendapatkan uang yang ia butuhkan untuk menghidupi anak buahnya? Dia tidak menemukan cara lain, selain melakukan serangan, penjarahan dan perampokan –atas nama Allah – yang mengakibatkan pembunuhan dan pertumpahan darah.
Bab 5 - Al-Qur’an Wahyu Allah atau Ciptaan Manusia?
Tuan Qasim, guru agama saya dulu di Mesir tempat saya dilahirkan, – seperti halnya dengan semua para Imam dan Syeik – menyatakan bahwa mujizat yang dilakukan oleh Muhammad adalah penulisan Al-Qur’an. Mereka mengaku bahwa Al-Qur’an adalah tulisan yang paling indah dengan retorika yang paling baik yang pernah ditulis, karena berasal dari surga dan bukan ciptaan manusia. Al-Qur’an sendiri, dalam salah satu ayatnya menantang siapapun untuk menghasilkan sebuah karya mirip Al-Qur’an, atau bahkan yang mirip dengan salah satu suratnya yang mana saja. Dr. Badawi, seorang guru agama mengatakan, “Al-Qur’an adalah buku surgawi terakhir dan Muhammad adalah nabi terakhir dan penutup nabi-nabi sebelumnya.”
Apakah pernyataan-pernyataan manusia ini benar? Saya dulu biasanya memutlakkan Al-Qur’an dan saya adalah penggemar dari Sheikh Abdul Baset1 yang sering melantunkan Al-Qur’an, dan yang suaranya sangat saya nikmati. Saya yakin, sebagaimana yang diyakini oleh semua orang Muslim, bahwa Al-Qur’an adalah buku dari surga, dan bahwa Islam, pada umumnya, adalah penutup dari semua agama, yang turun dari Surga. Tetapi sebuah bisikan menghampiri saya dan memperingatkan saya: “Bacalah dengan mendalam. Baca dan pahami ayat-ayatnya, maknanya, dan apa yang terkandung di antara mereka.” Saya mulai membaca dan apakah yang saya temukan?
Apakah pernyataan-pernyataan manusia ini benar? Saya dulu biasanya memutlakkan Al-Qur’an dan saya adalah penggemar dari Sheikh Abdul Baset1 yang sering melantunkan Al-Qur’an, dan yang suaranya sangat saya nikmati. Saya yakin, sebagaimana yang diyakini oleh semua orang Muslim, bahwa Al-Qur’an adalah buku dari surga, dan bahwa Islam, pada umumnya, adalah penutup dari semua agama, yang turun dari Surga. Tetapi sebuah bisikan menghampiri saya dan memperingatkan saya: “Bacalah dengan mendalam. Baca dan pahami ayat-ayatnya, maknanya, dan apa yang terkandung di antara mereka.” Saya mulai membaca dan apakah yang saya temukan?
Bab 6 - Yesus Kristus versus Muhammad
Pada bab ini, akan kami buktikan keilahian Kristus dari dalam Al-Qur’an dan pernyataan Muhammad dalam Al-Hadits. Kami juga akan membahas mengenai kelahiran, hidup dan penyaliban Kristus. Dan kami akan membandingkannya dengan kehidupan Muhammad, nabi besar umat Islam.
Kelahiran Yesus (Injil vs. Qur’an)
Injil Yohanes pasal 1:14,15 memberi kesaksian tentang eksistensi dan bagaimana Yesus datang ke dunia ini. Nabi Yahya (Yohanes pembabtis) mengatakan dengan berseru:
“Inilah Dia (Yesus) yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian daripadaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Bagaimana Kristus bisa ada sebelum nabi Yahya padahal Yesus lahir enam bulan kemudian setelah dia? Konsepnya jelas. Nabi Yahya berbicara mengenai kekekalan Kristus, karena Ia telah ada sejak kekal. Baik Injil maupun Al-Quran menyaksikan kelahiran Yesus, tetapi alangkah beda bobot kedua kesaksian tersebut sebagai wahyu.
Kelahiran Yesus (Injil vs. Qur’an)
Injil Yohanes pasal 1:14,15 memberi kesaksian tentang eksistensi dan bagaimana Yesus datang ke dunia ini. Nabi Yahya (Yohanes pembabtis) mengatakan dengan berseru:
“Inilah Dia (Yesus) yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian daripadaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Bagaimana Kristus bisa ada sebelum nabi Yahya padahal Yesus lahir enam bulan kemudian setelah dia? Konsepnya jelas. Nabi Yahya berbicara mengenai kekekalan Kristus, karena Ia telah ada sejak kekal. Baik Injil maupun Al-Quran menyaksikan kelahiran Yesus, tetapi alangkah beda bobot kedua kesaksian tersebut sebagai wahyu.
Bab 7 - Al-Masih dalam Al-Qur’an
Keberadaan Isa Al-Masih dikisahkan Al-Qur’an dengan seratusan ayat. Dua puluh lima diantaranya menyebutkan nama Isa.1 Tersebar dalam surat-surat utama Al Baqara (2), Al-Imran (3), Maryam (19), Al-Mu’minun (23 dan Al-Hadid (57).
*[Banyak keistimewaan Isa yang supranatural sudah diungkapkan Quran, namun sebanyak itu pula yang disembunyikan, dikaburkan, dikerdilkan, atau diplintirkan oleh para ulama Islam di sepanjang masa. Diantaranya pengakuan para Malaikat yang maksud aslinya diselewengkan, sehingga seterusnya keseluruhan keberadaan, sifat dan hakekat Isa menjadi oknum lain dari yang dimaksudkan.]
Al-Qur’an menyaksikan kisah kelahiran Yesus, dari seorang perawan yang paling mulia sejagad, dipilih untuk “melahirkan” Kalimat Tuhan kedunia:
*[Banyak keistimewaan Isa yang supranatural sudah diungkapkan Quran, namun sebanyak itu pula yang disembunyikan, dikaburkan, dikerdilkan, atau diplintirkan oleh para ulama Islam di sepanjang masa. Diantaranya pengakuan para Malaikat yang maksud aslinya diselewengkan, sehingga seterusnya keseluruhan keberadaan, sifat dan hakekat Isa menjadi oknum lain dari yang dimaksudkan.]
Al-Qur’an menyaksikan kisah kelahiran Yesus, dari seorang perawan yang paling mulia sejagad, dipilih untuk “melahirkan” Kalimat Tuhan kedunia:
Bab 8 - Salib dan Yang Tersalib
Yesus Kristus datang ke muka bumi dengan satu tujuan utama: menyelamatkan umat manusia dari ancaman kematian kekal di neraka. Untuk penyelamatan itu Yesus harus mati sebagai kurban-tebusan (mati di atas kayu Salib), menggantikan kematian kekal atas seluruh umat manusia yang berdosa. Dalam Hukum Ilahi, orang berdosa tidak dapat menanggung dosa sesamanya. Sedangkan setiap orang telah berdosa, dan upah dosa ialah maut. Jadi satu-satunya cara untuk memenuhi pengadilan Tuhan bagi orang yang bersalah, adalah orang yang berdosa tersebut harus mati bagi dosanya sendiri, atau “seseorang” yang tidak berdosa bersedia menggantikan tempatnya.
Siapakah “seseorang” yang tidak berdosa yang pernah ada di dunia? Ialah Yesus Kristus, sempurna dan tidak bercacat, dimana Hukum Ilahi di atas tidak bisa dikenakan kepada diriNya. Ialah yang menjadi Domba Paskah yang dikurbankan bagi penebusan dosa umat manusia. Inilah arti penebusan dalam konsep keselamatan Tuhan sejak Adam terusir dari Firdaus, dan dilambangkan dengan pencucuran darah (tanda kematian) baik dimasa Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Siapakah “seseorang” yang tidak berdosa yang pernah ada di dunia? Ialah Yesus Kristus, sempurna dan tidak bercacat, dimana Hukum Ilahi di atas tidak bisa dikenakan kepada diriNya. Ialah yang menjadi Domba Paskah yang dikurbankan bagi penebusan dosa umat manusia. Inilah arti penebusan dalam konsep keselamatan Tuhan sejak Adam terusir dari Firdaus, dan dilambangkan dengan pencucuran darah (tanda kematian) baik dimasa Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Bab 9 - Apakah Alkitab Diubah?
Dalam bab dua, kami telah menunjukkan betapa meragukan dan membingungkan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai Sabda Allah yang sejati. Juga bertambah keraguan setelah mempelajari kehidupan Muhammad sebagai sosok yang katanya diutus oleh Allah. Mudah melihat bahwa seorang Socrates akan tampak jauh lebih mulia daripada Muhammad.
Namun untuk menutup keraguan umat, Islam mencari sasaran musuh bersama, yaitu menuduh Alkitab telah dipalsukan orang-orang yang tidak mempercayai kenabian Muhammad. Umat Islam sudah terpatri berpikir bahwa Alkitab telah diubah untuk setiap issue yang tidak selaras dengan Quran! Namun saya mengajak umat Muslim perlu mengheningkan diri sambil mencairkan kebekuan nalarnya dengan melihat ayat-ayat berikut ini.
Tuhan Yesus telah menyatakan: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”1 Ini selaras dengan apa yang Nabi Yesaya (Ilyas) gambarkan tentang Firman Tuhan yang sejati dan kekal kesejatiannya:“Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”2
Namun untuk menutup keraguan umat, Islam mencari sasaran musuh bersama, yaitu menuduh Alkitab telah dipalsukan orang-orang yang tidak mempercayai kenabian Muhammad. Umat Islam sudah terpatri berpikir bahwa Alkitab telah diubah untuk setiap issue yang tidak selaras dengan Quran! Namun saya mengajak umat Muslim perlu mengheningkan diri sambil mencairkan kebekuan nalarnya dengan melihat ayat-ayat berikut ini.
Tuhan Yesus telah menyatakan: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”1 Ini selaras dengan apa yang Nabi Yesaya (Ilyas) gambarkan tentang Firman Tuhan yang sejati dan kekal kesejatiannya:“Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”2
Bab 10 - Betapa Al-Qur’an Memutar-balikkan Alkitab
Dalam bab ini, Anda akan melihat bagaimana beberapa kisah penting dalam Alkitab diputar-balikkan di dalam Al-Qur’an.
*[Ringkasan ini cukup membatasi satu saja kisah yang diputar-balikkan, yaitu tentang kisah terkenal dari Abraham dengan setting asli Israel, hendak diubah menjadi setting Arab.]
Abram yang Menjadi Abraham
Kisah tentang Abraham ditulis di dalam Taurat. Dimulai dengan Kitab Kejadian pasal 11, yang membahas tentang keturunan Sem, anak Nuh. Abraham adalah salah satu keturunan Sem. Di pasal 12, Tuhan memerintahkan Abram untuk meninggalkan Haran. Alkitab katakan: “Lalu pergilah Abram (yang kemudian namanya diubah oleh Tuhan menjadi Abraham dan istrinya Sarai menjadi Sara) seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.”1
*[Ringkasan ini cukup membatasi satu saja kisah yang diputar-balikkan, yaitu tentang kisah terkenal dari Abraham dengan setting asli Israel, hendak diubah menjadi setting Arab.]
Abram yang Menjadi Abraham
Kisah tentang Abraham ditulis di dalam Taurat. Dimulai dengan Kitab Kejadian pasal 11, yang membahas tentang keturunan Sem, anak Nuh. Abraham adalah salah satu keturunan Sem. Di pasal 12, Tuhan memerintahkan Abram untuk meninggalkan Haran. Alkitab katakan: “Lalu pergilah Abram (yang kemudian namanya diubah oleh Tuhan menjadi Abraham dan istrinya Sarai menjadi Sara) seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.”1
Selasa, 07 Juli 2009
Langganan:
Postingan (Atom)